01 Januari 2015

Siapa dan mengapa menulis?

Assalamu 'alaikum wr wb.

Saya adalah seorang perempuan biasa yang punya cita-cita sama seperti kebanyakan perempuan lain; menikah dengan pria pilihan Allah, memiliki keturunan yang soleh dan solehah, dan membangun keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Namun, setiap keinginan yang saya harapkan tentu melibatkan campur tangan dan ridho Allah. Allah menugaskan kita semua untuk berdoa dan berikhtiar, keputusan akhir serahkan padaNya dan yakin itu adalah yang terbaik bagi kita.

Sejak menikah di 2007, saya dan suami belum dianugrahi keturunan. Salah satu sebabnya adalah saya dinyatakan menderita PCOs (Polycystic Ovary Syndrome). Berbagai fase perjuangan untuk memperoleh mimpi menjadi seorang ibu telah saya (dan suami) lalui. Dari berobat ke dokter, alternatif, sampai akhirnya terbuka kemungkinan untuk adopsi atau mengasuh anak kerabat kami. Namun rupanya Allah belum meridhoi harapan kami. Semua berakhir dengan penolakan yang menimbulkan rasa perih dan hancurnya hati kami, terutama saya. Saya ingat, kami berdua pernah menangis bersama di dalam mobil di parkiran Masjid Sunda Kelapa karena harapan kami berdua sirna.

Desember 2014, Allah telah meningkatkan label duniawi saya dari PCOs Fighter menjadi Cancer Warrior. Ya, saya didiagnosa kanker payudara stadium 2 suspek ganas. Hati saya semakin hancur. Bagaimana tidak, dokter bilang selain masektomi, saya harus menjalani serangkaian kemoterapi dan tidak boleh hamil minimal 5 tahun ke depan. Ya Rahmaan Ya Rahiim. Rupanya Allah sangat sayang pada saya. Allah tidak menjadikan saya satu diantara orang-orang yang tertutup hatinya. Sungguh saya adalah orang yang sangat beruntung. Saya bisa bangkit, memohon ampun pada Illahi dan berikhtiar untuk menjadi lebih baik.

Ya Rabb, ijinkan saya melalui laman ini untuk berbagi rasa syukur kepada orang lain yang membacanya agar kami dapat selalu menerima, merawat dan memanfaatkan ni'mat yang telah Engkau karuniakan kepada kami. Aamiin.